My IKYEP 2018 Part II : 'Warm Greeting & Hard Goodbye from Pyeongtaek'



Salah satu kegiatan selama program IKYEP adalah Homestay, yaitu para delegasi akan dibagi per dua orang untuk tinggal bersama sebuah keluarga selama 1 hari. Setelah dikumpulkan di International Exchange Foundation, para delegasi kemudian dipertemukan dengan keluarga yang akan menjadi host family masing-masing, kebetulan saat itu saya berpasangan dengan Yuni, delegasi dari Provinsi Sulawesi Tenggara. 


“Very welcome and kind hearted“ kata-kata itu sangat tepat untuk menggambarkan keluarga host family kami. Sejak awal kami bertemu dengan Eonni Ruri, begitu kami memanggil host family kami, dia menyatakan bahwa dia tidak bisa berbahasa Inggris, namun itu bukan menjadi penghalang bagi kami pada saat itu. Eonni ruri dan keluaganya tinggal di apartement, setiba di apartementnya, kami menghabiskan waktu dengan memasak tteokbokki dan kimbap, karena kedatangan kami ternyata bersamaan dengan perayaan 1000 hari kelahiran anak perempuannya, Seo Youn. 

Sambil memasak kami mendekorasi apartment dan ketika malam tiba kami meniup lilin dan makan bersama. Disini saya melihat bahwa Eonni Ruri sebagai seorang ibu terlihat sangat fokus mengurus Seo Yun dan memperlakukan Seo Youna dengan lemah lembut . Eonni Ruri yang dulunya bekerja sebagai tenaga kesehatan di sebuah rumah sakit juga mengatakan bahwa di Korea Selatan kebanyakan seorang wanita akan memilih fokus untuk mengurus anaknya setelah menikah, sebaliknya, pria di Korea Selatan yang telah berkeluarga akan sangat fokus dalam meniti karir di pekerjaan masing-masing. Setelah itu, Eonni Ruri menawarkan kami untuk pergi karaoke, kami pun pergi ke tempat karaoke dan menyanyikan berbagai lagu termasuk lagu korea, karena Eonni Ruri senang mendengar orang bernyanyi. 

Pagi harinya, kami bermain di play ground bersama Eonni Ruri dan Seo Youn yang lucu dan menggemaskan. Dari play ground kami menuju ke pasar tradisional pyeongtaek, eonni ruri mengajak kami berkeliling di pasar tradisional tersebut. Disana, kami bertemu dengan seorang perempuan yang menjual gelang halloween, eonni Ruri kemudian menawarkan kami untuk membuat sendiri gelang halloween sesuai keinginan.

Pasar Tradisional Pyeongtaek sangat ramai dan banyak barang dagangan yang dijajakan dengan harga murah, kami tertarik untuk membeli celana tidur yang lucu dan tampak hangat. Sepulang dari pasar tradisional kami menuju ke Pyeongtaek International Exchange Foundation untuk penutupan kegiatan homestay. Saat ingin berpisah, Eonni Ruri menangis dan kami pun ikut menangis karena merasa bahwa waktu sangat cepat berlalu dan tiba saatnya untuk segera berpisah. Kami belajar bahwa walaupun kami memiliki keterbatasan dalam berbahasa, namun itu tidak menghalangi kami untuk mengukir cerita indah dan mengesankan selama kegiatan homestay.



Bersambung,,!!

Putri Santri
Alumni IKYEP 2018

No comments:

Post a Comment

Pages