SSEAYP 2019 Journey I; Terbentur, Terbentur, Terbentuk


Pre Departure Training
Oleh : Rifdavirana Humairah (IPY Garuda 46)

Menunda satu semester perkulihan dulu adalah suatu yang tidak cukup berat bagiku. SSEAYP adalah jawaban dari beribu purnama setiap doa yang kulantunkan untuk dapat merasakan menjadi exchange youth. Perjalanan indah ini diawali dengan proses panjang yang selalu kuingat dalam benakku, Pre departure training (PDT).  Bagiku, pre departure training adalah salah satu pengalaman hidup yang sangat luar biasa. Aku merasakan betapa banyak sekali orang yang mendukungku dalam program ini. Betapa banyak sekali orang yang berharap dipundakku sebagai duta bangsa. Mari mulai cerita ini dengan mensyukuri betapa aku sangat senang bertemu beragam macam senior serta 27 teman dari provinsi berbeda di Indonesia. Pre departure training di awali dengan PDT daring yang sudah berlangsung sejak bulan juni 2019.
Setiap minggu kami rutin menjalankan training demi persiapan kontingen yang matang. Sebelum PDT daring berlangsung kami telah melaksanakan rapat daring dalam penentuan PIC (person in charge) di beragam divisi. Pada awalnya, aku memilih untuk in charge di PIC tour arranger. Tugas TA adalah aku berkewajiban sebagai tour leader terutama dalam tour diluar program ketika country program Jepang. Namun, youth leaderku yang bernama ayu memintaku untuk berubah posisi menjadi PIC PY seminar. Pada saat itu, aku tak punya bayangan apapun mengenai seminar yang akan dilaksanakan. Ayu mempercayaiku memegang posisi ini setelah katanya melihat pengalamanku dalam beberapa project sebelumnya. Pada saat tawaran itu datang, aku langsung menghubungi kak Randika, kakak senior yang berasal dari Bengkulu yang selalu membantuku dalam program ini. Kak Randika merekomendasikan aku untuk mengambil posisi ini. Kak Randika bilang kalau posisi ini aku akan mendapatkan banyak sekali pengalaman berharga, terutama aku otomatis akan masuk dalam kepanitiaan di program yang bernama subcommittee sebagai contingent representative.
Pada saat itu aku menimbang tawaran tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk percaya pada diriku untuk mengambil kesempatan tersebut. Aku dipertemukan dengan sosok kakak di PY seminar yang selalu membimbingku dalam kondisi apapun. Aku dikenalkan dengan Kak Donny dari Banten dan Kak Satya dari Sumatera Utara. Aku dan kedua kakak tersebut kerap sekali melaksanakan rapat online demi persiapan PY seminar. Ternyata menjadi PIC Py seminar sungguh banyak tekanan. Terlebih lagi aku harus handle dan control 7 buah seminar kontingen Indonesia yang akan dilaksanakan di kapal. Namun aku menyadari aku sangat belajar dari pengalaman ini serta sangat menikmati semua tekanan yang ada. Karena bagiku, tekanan yang datang pada saat itu membuat aku semakin lompat lebih jauh maju dari pengalaman-pengalaman yang didapat.
Disamping menyiapkan seminar kontingen, aku juga selalu hadir dalam sesi PDT daring. Di PDT daring kakak-kakak in charge akan menjelaskan mengenai program lebih jauh. Hal yang menarik dari PDT daring ini juga adalah kami harus membuka video call kami selama daring berlangsung untuk memastikan kami tidak tidur selama training hahahah.
Pada 6 oktober 2019, kali pertama aku bertemu teman-teman lainnya secara langsung di Bandara Soeta. Kami berkumpul di terminal 4 di KFC. Setelah berkumpul kami melaksanakan PDT di Sekolah Staff dan Komando Angkatan Laut SESKOAL di Jakarta Selatan. Seperti nama tempatnya, sekolah militer. Kami dilatih secara semi militer agar siap mental dan juga fisik menghadapi program ini.

Hal yang paling membuat aku sangat penasaran dan juga membuat jantung berdebar adalah saat PDT. Banyak sekali momok mengerikan yang disampaikan senior tentang PDT SSEAYP yang menguras tenaga dan pikiran. Ya, aku membuktikannya.
PDT dibuka oleh beberapa orang senior SSEAYP yang sudah memiliki nama saat ini di Indonesia. Salah satunya adalah Pak Wakil Menteri Luar Negeri. Ia membuka sekaligus berbagi mengenai SSEAYP yang telah mengubah hidupnya. Hal yang sangat membekas pula dalam benakku mengenai malam pembukaan adalah saat kami santap malam. Saat itu aku mendengar salah satu senior berkata makan sepuasnya sekarang sebelum esok kalian tak akan dapat menikmati makanan ini lagi. Lagi-lagi ucapan tersebut terbukti.
Aku belajar menjadi disiplin soal waktu ketika PDT. Kami bangun setiap pukul 4 pagi melaksanakan ibadah sholat subuh dan pukul 5 sudah harus berbaris rapi dengan attire lengkap serta seragam untuk siap melaksanakan olahraga pagi dan latihan PBB. Setelah latihan PBB sekitar pukul 6, kami menuju restoran untuk makan pagi bersama. Waktu makan kami sangat terbatas, mungkin hanya 10 menit termasuk mengantri makanan. Kami dilatih cepat dan tepat. Itu kali pertamaku memiliki pengalaman makan namun dalam hitungan. Aku tak pernah mengambil makan sesuai dengan porsiku pada biasanya. Karena aku takut waktu tak cukup untuk menghabiskan makanan tersebut.
Setelah sarapan kami melanjutkan aktivitas kembali ke kamar dan mandi. Kami dilatih untuk siap dan sudah berkumpul 5 menit sebelum waktu yang ditentukan. Bahkan jika lewat dari batas waktu yang ditentukan walaupun hitungan detik akan termasuk dalam point pelanggaran. Kamipun melanjutkan beragam aktivitas yang sangat padat. PDT dibuat benar-benar menyerupai program serta persiapan ketika program. Setiap PIC dalam program akan memiliki waktu sesi sendiri di PDT. Termasuk beberapa kegiatan yang PYs ciptakan sendiri seperti PY seminar, Voluntary activity, CEP dan lainnya. Kami melakukan beberapa simulasi sebelum program. Selain simulasi, kakak panitia juga sudah mempersiapkan dan mengundangan beberapa pakar yang dapat membantu kami selama persiapan seperti pada saat persiapan DG. Beberapa pakar sesuai dengan DG masing-masing  diundang dan menjadi pembicara demi mempersiapkan bekal ilmu kami selama program.
Kegiatan yang menurutku juga sangat berkesan adalah latihan persiapan untuk national presentation. Setiap negara di program memiliki kesempatan untuk menampilkan kebudayaan masing-masing selama satu jam. NP adalah salah satu ajang menilai negara lain. Kontingen Indonesia sangat serius dalam persiapan NP. Setiap orang dari kami membawakan keahlian masing-masing seperti menari, menyanyi, music dan seni lainnya. Sebelum mendaftar ke program, aku adalah orang yang sangat sulit menari dan menyanyi. Badanku kaku serta aku sulit kenal nada. Program SSEAYP adalah salah satu program yang sangat menjual kebudayaan melalui seni. Melalui program ini, aku berusaha melawan kekuranganku, berlatih dan menyesuaikan dengan kemampuan teman-temanku dalam menari dan menyanyi. Yeay I got it!
Aku belajar tidak ada yang tak mungkin jika punya kemauan. Aku ikut turut menari melayu di NP, tarian sondekh. Tari melayu tak terlalu asing bagiku. Karena aku sudah belajar tari melayu sejak di PDT daerah. Aku selalu menuntut diriku untuk total dan menampilkan yang terbaik yang ku bisa. Tarian ini adalah tarian yang membutuhkan lekuk badan yang gemulai dan menggambarkan para wanita yang sedang menunggu sang suami pulang melaut. Selain menari, aku juga menampilkan salah satu bakatku, membaca puisi. Seni olah suara kami diajarkan oleh salah satu senior yang bernama Bang Melvin. Pada awalnya aku malu menunjukkan bakat puisiku. Hingga pada saat kami bernyanyi bersama untuk penutupan NP, bang Melvin bertanya tentang yang bisa dan mau membaca puisi. Akhirnya aku memberanikan diri menunjuk tangan dan membawa puisiku saat PDT daerah. And yaa I got it! Bang Melvin setuju puisi tersebut dibawakan dan aku menjadi salah satu actor utama dalam membangun suasana sedih dalam cerita NPku.
Setiap harinya kami selalu menggunakan seragam dalam berpakaian hingga hal-hal terkecil seperti jam tangan, cincin hingga aksesoris kecil lainnya. Jika satu orang pakai, semua orang harus memakai attire yang sama.

Bagiku, PDT adalah salah satu life changing yang luar biasa. Sebelumnya aku hanyalah mahasiswa biasa yang tak pernah mendapat tekanan secara semi militer seperti yang aku dapatkan saat PDT. I survive. Let me give a big appreciation for my self, I survived and learned many things. Bekal yang sangat berguna bagiku suatu saat nanti, terima kasih kakak-kakak senior, aku sayang kalian.


No comments:

Post a Comment

Pages