SIYLEP 2019: Kisah Perjalanan Singkat yang Terus Melekat


Oleh : Surya I. H. Sinabutar

Singapore - Indonesia Youth Leadership Exchange Programme (SIYLEP) 2019 adalah program perdana yang digagas setelah adanya nota kesepahaman yang ditandangani oleh Kementerian Kebudayaan, Komunitas dan Pemuda Singapura, dengan dan Kementerian Pemuda dan Pemuda Olahraga Indonesia, sebagai wujud upaya nyata kedua negara dalam memperkokoh hubungan bilateral. SIYLEP bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para pemuda untuk saling belajar dan bertukar pengalaman. Adapun lingkup pembelajaran dan tema pertukaran pemuda dalam SIYLEP 2019 adalah sustainable living.
Program SIYLEP dilaksanakan dalam dua fase, yaitu fase Singapura dan fase Indonesia, dari tanggal 26 Juli s.d. 5 Agustus 2019 yang terdiri dari 18 delegasi Indonesia dari 18 provinsi berbeda dan 18 delegasi Singapura dari tiga sektor berbeda, private, public and people (3P). Kegiatan ini dimulai dengan tahap Pre Departure Training (PDT) dimana pada tahap ini, para delegasi diberikan pembekalan yang diakomodir para alumni yang tergabung dalam wadah organisasi Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) terkhusus alumni SIYLEP 2017. Tahap PDT dilaksanakan di Ambraha Hotel, Jakarta selatan, selama 2 hari dari tanggal 26-28 Juli 2019. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan fisik dan mental delegasi, membekali pengetahuan delegasi mengenai perkembangan sustainable living serta penampilan cultural performance sebagai bekal menghadapi kegiatan dan suasana baru selama melaksanakan program. Hari pertama pada tanggal 26 Juli 2019 diawali dengan kedatangan para delegasi, kedatangan dibagi menjadi tiga bagian yakni delegasi yang datang pada pagi hari, siang hari dan juga sore hari. Sesampainya di hotel para delegasi disambut oleh panitia untuk melakukan registrasi dan juga check in hotel. Pada pukul 16.00 WIB para peserta melaksanakan gladi bersih opening ceremony PDT dimana para peserta diberi pembekalan dan ilustrasi mengenai mekanisme opening ceremony PDT. Setelah gladi bersih, diselipkan pula taklimat dan juga sharing session dari para alumni SIYLEP 2017 yakni tentang pengalaman dari para alumni mengenai program SIYLEP tahun 2017 lalu.

Alumni juga memberikan pembekalan kepada para peserta mengenai dinamika kelompok dan juga diplomacy skills yang diperuntukan kepada delegasi SIYLEP 2019. Selanjutnya adalah pembekalan materi dari panitia mengenai sustainable living dengan tema Conservation International: Sustainable Development. Disini peserta belajar banyak mengenai konservasi internasional dan perkembangan lingkungan di Indonesia. Acara kemudian diakhiri dengan briefing dan juga latihan cultural performence oleh para peserta.

Kegiatan PDT hari kedua pada tanggal 27 Juli 2019 membahas beberapa materi penting terkait dengan hubungan bilateral antar negara antara Negara Indonesia dan Singapura. Ada beberapa poin penting yang diprakarsai oleh kedua negara agar terjalinnya kerjasama. Salah satunya adalah tentang pengembangan kepemudaan yang mana pemerintah dan pemuda harus mempunyai sinergi agar terbentuk sistem pemerintahan yang bagus antara kedua negara.
Selain materi tentang hubungan bilateral, kami juga membahas tentang SDGs progres yang ada di Indonesia dan Singapura. Karena kedua negara ini mempunyai masalah yang sama namun solusi yang berbeda. Faktor yang membedakan tersebut adalah geografis dan sumber daya manusia. Pemuda harus menjadi pelopor pertama yang membuat suatu perubahan. Tapi harus dibarengi dengan administrasi pemerintahan yang tidak lama dan singkat. Maka dari itu, peran Kementerian Pemuda dan Olahraga sangat penting untuk pembuatan kebijakan tentang pengembangan sumber daya manusia atau pun pemuda di Indonesia. Sebab suara anak muda sangat menentukan nasib bangsa Indonesia untuk kedepannya. Pada hal ini, masukan dan wejangan langsung dipimpin oleh Bapak Asrorun Ni’am selaku Deputi Bidang Pengembangan Kepemudaan.
Selanjutnya, kegiatan pada malam hari dilanjutkan dengan malam inaugurasi atau pengukuhan delegasi SIYLEP 2019 yang secara resmi dikukuhkan oleh Asisten Deputi 2 Kemenpora, Bapak Whisler Manalu. Kegiatan ini dilaksanakan secara simbolis kepada Youth Leader (YL) dan Assistant Youth Leader (AWL). Kegiatan seterusnya adalah penampilan budaya oleh seluruh delegasi SIYLEP 2019, yaitu menyanyikan medley nusantara, Mars SIYLEP, dan penampilan fashion show dari seluruh delegasi SIYLEP 2019.
Hari Minggu, 28 Juli 2019 adalah hari keberangkatan para delegasi Indonesia menuju Singapura. Pada pukul 05.00 WIB, para delegasi melaksanakan shalat subuh ataupun beribadah terlebih dahulu di Hotel Ambhara. Kemudian, pada pukul 05.30 WIB para delegasi bersiap untuk melakukan dropping barang bawaan kedalam bagasi. Selanjutnya, para delegasi melakukan short cultural perfomance rehearsel sebelum keberangkatan yang dipantau oleh para alumni kemudian dilanjutkan dengan breakfast bersama. Tepat pada pukul 6 pagi para delegasi Indonesia berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta untuk berangkat ke Singapura.
Kemudian, pada pukul 09.35 WIB pesawat GA 830 lepas landas meninggalkan Jakarta menuju Singapura dengan durasi sekitar 1 jam 55 menit. Para delegasi tiba di Bandara Changi Internasional pada pukul 12.30 waktu Singapura. Perjalanan pun dilanjutkan menuju Bugis Village Hotel dimana tempat tersebut akan menjadi tempat tinggal para peserta selama kurang lebih 6 hari. Sesampainya di Bugis Village Hotel pada pukul 15.00 waktu Singapura, para delegasi Indonesia disambut dengan jamuan makan siang di Rumah Makan Zam-Zam yang berdekatan dengan hotel tersebut. Terakhir, pada pukul 7 malam para delagasi menghadiri welcoming dinner yang dilaksanakan oleh pihak National Youth Council (NYC) sembari bertemu dengan counterpart masing-masing.
Dihari pertama di Singapura pada tanggal 29 Juli 2019, para delegasi Indonesia memulai aktifitas dengan breakfast bersama seluruh peserta SIYLEP di Bugis Village Hotel. Kemudian, dilanjutkan perjalanan ke Scape yang ditempuh dengan durasi sekitar 15 menit untuk memulai pembukaan oleh pihak NYC. Sesampainya di Scape pada pukul 09.00 waktu singapura, NYC membuka acara SIYLEP yang bertemakan Sustainable Living. Dilanjutkan dengan kegiatan bonding sekaligus mengasah leadership awareness dan tendency melalui game seperti "Move, Change, Rotate, Crash" yang mana para peserta harus memiliki kerjasama yang kuat dengan para timnya. Setelah itu, para peserta SIYLEP beristirahat sejenak untuk makan siang dan shalat zuhur.

Kemudian, pada pukul 1 siang para peserta SIYLEP melakukan kegiatan Enlisting People Into My Vision dengan memahami berbagai macam cara dan jenis public speaking oleh setiap orang. Setelah itu, para peserta dibagi ke dalam beberapa grup untuk melakukan public speaking dan memberikan feedback terhadap setiap pembicara. Tepat pada pukul 3 sore, para peserta menikmati waktu untuk tea break dan bersiap untuk kegiatan selanjutnya yaitu kunjungan ke Unpackt. Unpackt adalah tempat grocery store yang mana semua barang yang dijual adalah barang-barang yang ramah lingkungan. Para peserta dikenalkan dengan berbagai macam produk-produk ramah lingkungan dan belajar tentang bagaimana merubah lifestyle menjadi eco-friendly. Terakhir, pada pukul 6 sore kami mengakhiri hari pertama dengan makan malam bersama di Dosirak dan kembali ke Bugis Village Hotel pada pukul 8 malam.
Hari selanjutnya pada tanggal 30 Juli 2019 seluruh delegasi Indonesia dan Singapura akan melakukan Balik Kampong Experience di Ground-Up Initiative (GUI). Pada kesempatan kali ini, seluruh delegasi akan mempelajari tentang bagaimana penduduk Singapura bertani secara ramah lingkungan dan mempunyai visi lingkungan ramah kedepan. Peserta juga diberi tantangan untuk memanen sayuran dan menanam beberapa tanama dilahan yang sudah digarap oleh masing-masing peserta. Keseruan terjadi karena semua peserta harus bertani dan berkerja keras. Konsep menarik yang dikembangkan oleh GUI adalah ramah lingkungan yang mana mereka membatasi penggunaan air dan sabun. Lebih memilih cara yang ramah lingkungan dan tidak boros.
Setelah itu, peserta diberikan kesempatan untuk mengunjungi Tzu Chi Eco Awareness Centre yang merupakan salah satu organisasi Budhhis yang ada di Singapura dan berfokus terhadap daur ulang sampah dan pengembangannya. Peserta disuguhkan sengan sebuah perjalanan yang menjelaskan hal-hal apa saja yang bisa membuat iklim di dunia ini berubah. Dimulai dari bahan makanan yang dipilih sampai dengan pakaian yang kita pakai. Solusi yang diberikan sangat luar biasa dan bisa menimbulkan ilmu dan hal baru untuk pengembangan sustainable di Indonesia.
Pada tanggal 31 Juli 2019 kegiatan dimulai dengan sarapan pada pukul 9 pagi dan pada pukul 09.20 waktu Singapura kami berkumpul di lobby hotel untuk mobilisisasi ke SCAPE. Sesampainya di Scape kami langsung menuju Media Hub Room dimana Kuik Shiao Yin, trainer kami, sudah menunggu. Kegiatan dimulai dengan refleksi yang dipimpin oleh trainer mengenai materi yang sudah kami pelajari sebelumnya yaitu “The Story of Me”. Setelah itu memasuki fase “The Story of Us” yang mana fase ini dirancang agar kami mengerti kebudayaan dua negara dan apa pengaruhnya terhadap rencana kami untuk membawa perubahan.
Selanjutnya pada pukul 12 siang adalah waktu makan siang, kami makan bersama sambil berbincang-bincang hinggal pukul 13.00 waktu singapura. Selanjutnya kami terlibat pada diskusi dengan topik sustainability dengan panel bersama Jess dari Zero Waste Singapura, Tabaogirl, dan Louis Ng MP for Nee Soon GRC. Panel ini membuat kami menyadari bahwa banyak sekali cara yang bisa kami lakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Sustainable Living.
Sesi selanjutnya dimulai pukul 15.00 waktu singapura. Kami dibagikan kedalam beberapa kelompok berdasarkan kartu yang kami dapat. Ternyata permainan “Priority Game” mengharuskan kami roleplay sebagai beberapa keluarga yang mempunyai background berbeda-beda. Diawal permainan kami diharuskan untuk menentukan prioritas keluarga dan menulisnya dibendera. Setelah itu, kami melakukan berbagai tes untuk mengumpulkan uang dalam permainan. Lalu kami diberikan skenario bahwa kami harus memilih orang-orang yang berhak menaiki kapal penyelamat karena pulau yang kami tinggali akan tenggelam. Orang-orang tersebut dipilih oleh majelis juri, dan mereka diberikan tiket untuk menaiki kapal. Tetapi ditengah-tengah sesi terjadi kekacauan karena terdapat “black market” dimana peserta dapat membeli tiket secara ilegal. Diakhir sesi kami melakukan refleksi atas Priority Game, dimana kami menyadari pada keadaan tertentu mungkin prioritas hidup akan berubah. Pada pukul 6 sore kami keluar dari Scape Arena menuju tempat makan malam, Working Title. Setelah makan malam kami berjalan kaki kembali ke hotel.
Pada tanggal 1 Agustus 2019 kegiatan SIYLEP 2019 diawali dari pukul 09:00 hingga 21:00 waktu Singapura. Kegiatan pada hari ini diawali dengan breakfast di Village hotel bugis hingga pukul 09:15 waktu Singapura. Dari pukul 09:15 hingga 09:30 waktu Singapura, semua delegasi bersiap menuju shuttle bus yang siap mengantarkan pada Scape Arena. Pada Scape Arena, delegasi dihadapkan dengan kelas yang telah dikemas dengan pemberian materi bersama dengan permainan. Materi ini berlangsung selama 2,5 jam, dari pukul 10:00 hingga 12:30 waktu Singapura. Materi dan permainan yang disampaikan dipandu langsung oleh Miss Kuik Shiao Yin dengan mengangkat topik the game of complexity, yang mengajarkan dan menggambarkan tentang mencoba berbagai macam karakter dalam berbagai keadaan tertentu dan emosional yang ditentukan. Tujuannya adalah agar para delegasi dapat melatih sustainable terhadap personal development.

Selanjutnya, para delegasi melaksanakan istirahat makan siang dari pukul 12:30 hingga 13:30 waktu Singapura. Seluruh delegasi, pemateri, dan panitia melaksanakan makan siang dengan konsep sustainable living "no plastic" and no food waste. Seluruh delegasi dianjurkan untuk membawa food container dan drink container, serta manner dalam menghabiskan makanan dengan tujuan agar tidak ada sisa makanan yang terbuang. Setelah istirahat makan siang di Scape arena, seluruh delegasi dipersilahkan untuk kembali ke bus dan melaksanakan learning journey ke Pulau Ubin. Perjalanan ini memakan waktu kegiatan selama 30 menit.
Setibanya di pulau ubin, kami melaksanakan learning journey yang berlangsung selama 3,5 jam. Pulau Ubin merupakan salah satu pulau yang ada di Singapura. Terletak di selat Johor sebelah timur dari Bandara Changi Internasional. Disana delegasi dibagi kedalam tiga kelompok. Kami mengunjungi kampung, dan berinterkasi dengan penduduk lokal. Pulau ubin menggambarkan bagaimana keadaan singapura 50 tahun yang lalu dengan konsep sustainable living yang ada. Selain itu, para delegasi juga dibawa untuk dapat melihat coastal area dari pulau ubin itu sendiri. Pukul 17:30 hingga 19:00 waktu singapura, seluruh peserta dibawa untuk dapat dinner pada suatu restaurant dengan menu makanan turki. Restaurant itu bernama Sofra dan pemiliknya merupakan Direktur NYC, selama disana seluruh delegasi bercengkrama satu sama lain, membangun people to people connection, dan berdiskusi ringan.
Pada hari kelima tanggal 2 Agustus 2019, kegiatan pertama yang dilakukan yaitu fish bowl conversation yang dipimpin oleh Danny Toh dan Kuik Shion Yin. Pada sesi fishbowl conversation, peserta delegasi diminta untuk melakukan refleksi terkait apa yang sudah dipelajari selama 5 hari. Refleksi terbagi atas 3 jenis pertanyaan yang diberikan kepada peserta, yakni:
1.      What am I learning about myself and how I choose to bring change into the system I’m in (eg family, college, organisation, etc)
Apa yang dipelajari dari diri kita sendiri dan bagaimana saya bisa membuat perubahan disekitar sana (seperti: keluarga, teman kantor, organisasi, dan lainnya). Pada sesi ini, Mrs. Kuik Shio Yin mencoba mengingatkan kembali para delegasi terkait siapa diri kita sesungguhnya, misi apa yang ada di dalam diri kita dan kemana kita akan menuju? “who am I now? dan who I want to be?
2.      What am I learning about us and how our countries choose to bring change into our system?
Apa yang kita pelajari tentang kita dan bagaimana masing-masing negara dapat membuat perubahan kepada sistem? Pada sesi ini, delegasi Indonesia dan Singapura diminta untuk memikirkan apa yang dipelajari satu sama lain. Secara umum, delegasi Indonesia melihat delegasi Singapura sebagai orang yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi dan etika  kerja yang cepat.
3.      What do we realise we care about that’s happening now that we want to do something about?
Apa yang kita pahami terkait kepedulian kita terhadap apa yang terjadi disekitar kita dan apa yang bisa dilakukan terhadap permasalahan disekitar kita? Delegasi Indonesia dan Singapura diminta untuk mematahkan permasalahan SDGs disekitar mereka dan tujuan SDGs yang ingin mereka capai? Kegiatan selanjutnya yaitu circle of affirmation & closing. Pada sesi ini, peserta diminta untuk berkumpul dan mengekspresikan rasa terimakasih dan rasa syukur yang mereka rasakan selama lima hari kegiatan. Kegiatan berbentuk menuliskan 3-5 notes untuk peserta didalam ruangan yang memberikan dampak positif kepada masing-masing delegasi selama program. Kegiatan ini ditutup oleh Mr. Danny Toh dan Mrs. Kuik Shiao-Yin dengan meminta peserta menyampaikan pendapat mereka terkait pelajaran yang mereka dapatkan secara keseluruhan. Kegiatan berikutnya dilanjutkan dengan makan siang dan diskusi dengan Menteri kebudayaan, komunitas dan pemuda Ibu Grace Fu. Kemudian hari ke-lima ditutup dengan penampilan budaya dari Singapura dan Indonesia yang ditampilkan dengan meriah dan lancar.
Pada tanggal 3 Agustus 2019 tepat pada pukul 08.00 waktu Singapura, seluruh delegasi SIYLEP melakukan check out dari Village Hotel Bugis. Kedutaan Besar Indonesia di Singapura yang turut mendukung kegiatan ini pun telah menyediakan sebuah mobil box untuk megantar seluruh koper, tas dan barang - barang bawaan para delegasi untuk dikirim ke Civil Service College. Sementara para delegasi yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok diarahkan oleh team National Youth Council of Singapore untuk melakukan permainan. Bukan sekedar untuk menghibur, permainan yang kami lakukan merupakan sebuah kegiatan untuk membangun kekompakkan dan kerja sama tim, sehingga ikatan antara pemuda Indonesia dengan pemuda Singapura pun semakin kuat.
Konsep dan metode permainan yang unik dan dinamis membuat para delegasi Indonesia maupun Singapura bersemangat. Setiap kelompok memiliki teknis dan lokasi bermain yang berberbeda. Beberapa kelompok diarahkan ke Serangoon, ada pula di Bishan dan lain sebagainya. Para delegasi bermain dengan melakukan tantangan-tantangan yang terdapat dalam sebuah mobile apps, yang mana apabila telah menyelesaikan satu per satu tantangan tersebut, maka kelompok tersebut akan mendapatkan poin dan kelompok dengan poin terbanyak akan menjadi pemenangnya. Semua terintegrasi dalam sebuah mobil apps. Setelah permainan berakhir pada pukul 12 siang, kemudian para delegasi kembali ke Civil Service College. Ini merupakan hari terakhir para delegasi mendapatkan pelatihan di tempat ini, sehingga pada kesempatan tersebut para delegasi dipandu oleh Mr. Winston selaku trainer melakukan evaluasi dan mengulas kembali poin - poin penting yang telah dibahas sejak hari pertama hingga hari terakhir.
Sebelum acara ini ditutup, pihak NYC mengundang masuk para host family atau orang tua angkat untuk menyaksikan penampilan seni tari kebudayaan dari kedua negara, delegasi Indonesia menampilkan tari Ratoeh Jaroe dari Provinsi Aceh, sedangkan delegasi Singapura menampilkan medley lagu daerahnya. Kegiatan hari ini pun berakhir dengan serah - terima delegasi Indonesia kepada orang tua angkat. Para delegasi pergi ke rumah orang tua angkat masing-masing dan kemudian memiliki agenda kegiatan yang berbera pada setiap keluarga barunya.
Pada hari Minggu tanggal 4 Agustus 2019 kontingen SIYLEP dari Indonesia beraktifitas dengan host family masing-masing. Aktifitas yang dilakukan beragam mulai dari berolahraga, jalan-jalan, dan juga belanja. Pada hari tersebut memang diatur untuk dihabiskan dengan host family untuk memberikan pengalaman yang lebih nyata tentang pola dan cara hidup warga lokal Singapura. Diharapkan seluruh kontingen dapat mencoba makanan khas, mencoba menggunakan publik transportasi, dan juga memperoleh pengalaman yang lainnya.

Dihari terakhir pada tanggal 5 Agustus 2019 para peserta delegasi Indonesia bersiap - siap untuk keberangkatan kembali ke Indonesia setelah melakukan beberapa hari program ditambah dengan dua hari berada di lokasi homestay bersama host family untuk hidup bersama - sama selama dua hari. Para peserta delegasi Indonesia berkumpul di Changi International Airport dengan meeting point di lantai 1 dekat Jewel pada pukul 8 sampai 10 pagi, untuk selanjutnya pada pukul 2 siang waktu Singapura kembali terbang menuju Jakarta. Kami tiba di Jakarta pukul 15.00 WIB setelah menempuh jalur udara pada pukul 13.30 waktu singapura. Setelah itu pada pukul 20.00 WIB kami memulai agenda re-entry penutupan yang berakhir pada pukul 22.20 WIB. Dan akhirnya di esok hari seluruh delegasi kembali ke provinsi asal dan memulai hari dengan keadaan program sick J

No comments:

Post a Comment

Pages