Mengenal Kebijakan Ekonomi Tiongkok


Forbidden City, salah satu tempat wisata di Beijing yang menjadi andalan turis lokal dan asing, salah satu penyumbang devisa yang besar di China
 

Program Pertukaran Pemuda Indonesia-Tiongkok atau dikenal pula dengan Indonesia China Youth Exchange Program telah memberikan para delegasi begitu banyak pengetahuan yang selama ini belum terjamah. Meskipun program pertukaran ini terbilang singkat, hanya sekitar 10 hari akan tetapi kami merasakan 10 hari tersebut adalah 10 hari yang sangat berarti.

Tidak hanya menyoal tentang sosial dan budaya, menari, menyanyi serta pertunjukan musik yang kami dapatkan disana. Melainkan lebih dari itu, kami juga belajar banyak bagaimana ekonomi Tiongkok dapat menjadi sebegitu besar dan bahkan memiliki cadangan devisa terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Di berbagai kota seperti di Beijing dan Ningxia kami disuguhkan berbagai macam seminar tentang kebijakan ekonomi baru yang akan diterapkan oleh Tiongkok dan diyakini akan menjadi sumbangan terbesar Tiongkok untuk dunia khususnya di benua Asia dan Afrika di sektor ekonomi. Kebijakan ekonomi luar negeri tersebut dikenal dengan istilah sistem kebijakan ekonomi jalur sutera “one belt one road”. 

Rute Jalur Sutera Kuno, melintasi antar benua

Mengapa dinamakan jalur sutera? Karena sistem ini diambil dari pencarian kedalam dari sejarah-sejarah China masa silam. Kita pernah mengetahui sejarah-sejarah tentang jalur sutera masa lalu di buku-buku sejarah SD maupun SMP. Jalur sutera berkembang 22 abad silam dimulai saat utusan Kaisar Han yang bernama Zhang Qhian mendatangi Kerajaan Dayuan di Asia Tengah. Suksesnya jalur sutra 22 abad silam lalu terlihat dari berbagai bukti sejarah seperti di lukisan-lukisan atau di ornamen-ornamen lainnya.
Nampaknya Tiongkok benar-benar memahami apa arti dari menghormati dan menghargai sejarah. Tiongkok di masa sekarang berani menggali kembali bagaimana perdagangan mereka bisa begitu kuat kala itu dan ingin membawa keadaan tersebut kembali tentunya dengan modernitas yang disesuaikan.
Dari presentasi Prof.Xu Liping yang merupakan Ketua Kantor Riset Budaya Sosial Asia Pasifik dari Chinese Academy Of Social Sciences, kami memahami bahwa dengan kebijakan ekonomi jalur sutera ini Tiongkok akan menjadi negara super power baru. Mereka bekerja sama dengan negara-negara di Asia Tengah, Asia Tenggara serta Afrika akan membangun berbagai macam infrastuktur yang mendukung aktivitas ekonomi mereka untuk dapat berjalan dengan mulus baik melalui jalur darat maupun jalur laut.
Kebijakan ekonomi tersebut tentunya juga pada akhirnya akan berimplikasi pada peran pemuda di berbagai sektor, salah satunya yaitu sektor ekonomi kreatif. Semakin kencangnya arus globalisasi serta perdagangan bebas yang kita rasakan saat ini, dan akan semakin terasanya pengaruh Tiongkok di masa depan menjadi alasan yang tidak terelakkan bahwa pemuda haruslah segera mengambil inisiatif untuk memajukan ekonomi bangsanya sendiri.
Banyak cara yang dapat kita lakukan, salah satunya dengan mendirikan sentra usaha ekonomi kreatif yang berorientasi pada sosial atau dikenal pula dengan istilah Socio-entrepreneurhip. Socio-entrepreneurship tidak hanya mendapatkan keuntungan untuk perusahaan saja, karena pada akhirnya mereka akan memanfaatkan perusahaan yang mereka dirikan untuk kepentingan sosial masyarakat yang luas.
Selain itu poin yang juga tak kalah pentingnya ialah sejarah. Betul bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai sejarah-sejarahnya. Tiongkok telah semakin membuka mata kami bahwa sejarah bukan hanya sebatas khasanah pengetahuan teoritis belaka yang setelah dibaca lalu dilupakan atau bahkan dibuang begitu saja. Sejarah bukan sebatas memori tentang tahun berapa dan dimana sesuatu terjadi.
Belajar dari Tiongkok, kita bisa menghubungkan kembali sejarah  Indonesia. Misalnya saja kerajaan Sriwijaya yang dulu merupakan penguasa laut di kawasan asia tenggara. Sriwijaya bahkan secara geopolitik pun mampu menduduki wilayah sampai ke Malaysia, Singapura, Philipina Thailand. Kita pun juga punya sejarah tentang kekuasaan Majapahit dengan mahapatih Gadjah Mada nya. Pastilah ada dan bahkan banyak kunci dan strategi-strategi kerajaan tersebut hingga dapat mencapai masa kejayaan nya.
Saya begitu bersyukur dapat menjadi satu dari banyak pemuda yang dikirim ke Tiongkok. Tiongkok benar-benar memberikan energi baru bahwa dunia betul-betul sedang menuju fase yang begitu kompetitif di berbagai sektor khususnya di perekonomian. Saya juga melihat banyak anak anak muda seumuran saya, bahkan lebih muda memiliki semangat yang tinggi untuk terjun ke dunia wirausaha.
Untuk teman-teman yang punya niat tersebut, tidak ada saran yang lebih baik dari saya selain ini, lihatlah langsung dengan mata kepala teman-teman sendiri bagaimana Tiongkok menjelma menjadi kiblat baru ekonomi dunia, rasakan aura positif yang teman teman akan dapatkan disana, lihat aktivitas aktivitas pemuda nya yang sedang berada di tempat-tempat inkubator usaha. Saya jamin setelah melihat Tiongkok dengan mata kepala sendiri, motivasi dan semangat teman teman akan semakin naik berkali kali lipat.

No comments:

Post a Comment

Pages