Pendidikan adalah hak segala bangsa, potongan kalimat dari UUD 1945 ini menunjukkan bahwa setiap warga
negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa terkecuali
anak-anak. Anak sebagai generasi muda calon penerus estafet kepemimpinan suatu
negara harus dibekali dengan ilmu pengetahuan yang cukup demi pengembangan
pribadi serta tingkat kecerdasan berdasarkan minat dan bakat mereka sebagai
bekal di masa depan. Namun, kenyataannya masih ada anak-anak yang tidak bisa menikmati
pendidikan yang cukup layak dan juga masih banyak orang tua yang tidak
menempatkan pendidikan bagi anak sebagai prioritas utama. Hal seperti ini
lumrah terjadi di daerah pedesaan dibandingkan dengan daerah perkotaan, antara
desa dan kota ada kesenjangan kualitas dalam pendidikan salah satunya yang
terjadi di desa Sentral Baru Kecamatan Bermani Ulu Kabupaten Rejang Lebong.
Keterbatasan tenaga pengajar dan fasilitas belajar mengajar seperti buku-buku
bacaan maupun media-media pembelajaran serta tempat-tempat bimbingan belajar
membuat anak-anak di desa Sentral Baru belajar dalam kesederhanaan.Atas dasar
tersebut UPs (Upadaya/Pendidik Sentral Baru) hadir untuk membantu anak-anak di
desa Sentral Baru demi terciptanya perubahan yang lebih baik.
Upadaya Sentral Baru (UPs) ini diinisiasi
sebagai perwujudan dari rasa keprihatinan terhadap keterbatasan pendidikan di
desa Sentral Baru dan juga sebagai bentuk pertanggung jawaban Post
Program Activity (PPA) setelah menjalankan program ASVI
atau AISEP (ASEAN-India Students Exchange Program) tahun 2016. Tujuan
utama dari terbentuknya kegiatan ini adalah untuk membantu meningkatkan akses
fasilitas belajar dan meningkatkan motivasi dalam belajar bagi anak-anak di
desa tersebut.Pada awalnya
sasaran utama dari kegiatan ini adalah anak-anak di desa Sentral Baru, namun banyak
anak-anak dari desa-desa terdekat lainnya ikut mendaftar dalam kegiatan ini.
Tercatat ada 5 desa yang ikut berpartisipasi
meliputi desa Kampung Melayu, desa Kampung Sajad, desa Air Mundu, dan
desa Baru Manis. Sementara itu, jumlah target awal dari kegiatan ini adalah 50
orang anak, namun tercatat ada 120 orang anak yang mendaftar terdiri dari 85
siswa SD dan 35 siswa SMP. Melihat
antusiasme anak-anak untuk belajar bersama, sayapun menerima semua anak yang
mendaftar untuk menjadi adik asuh di UPs karena semua anak memiliki hak yang
sama dalam menimba ilmu.
Kegiatan UPs ini dilaksanakan selama satu bulan
penuh dengan 6 kali pertemuan setiap minggu dari hari Senin- Sabtu pukul
14.00-16.00 WIB. Kegiatan ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kelas bawah: kelas 1-kelas 4 SD yang
dijadwalkan pada hari Senin, Selasa, dan Rabu dan kelompok kelas atas : kelas
5&6 dan SMP yang dijadwalkan pada hari Kamis, Jum’at dan Sabtu.
Kegiatan ini terdiri dari 4 kegiatan inti,
diantaranya yaitu kelas Belajar-Mengajar
Bahasa Inggris, Kelas
Mendongeng, Kelas
kesenian, dan Pendirian Perpustakaan Mini. Kelas Bahasa Inggris ini dilakukan mengingat
akan pentingnya kemampuan bahasa Inggris di era global ini, oleh karena itu
diharapkan dengan adanya kelas ini bisa menjadi bekal bagi anak-anak dalam
mengembangkan kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris di masa mendatang.
Adapunmetode yang digunakan dalam kelas ini yaitu metode fun learning dengan menggunakan
media games edukatif dan lagu-lagu.Metode ini dilakukan dengan tujuan agar anak-anak bisa
belajar dengan suasana yang berbeda dengan kelas konvensional di sekolahsehingga mereka tidak mudah merasa bosan. Sementara itu, kelas mendongeng dilakukan dengan menceritakan legenda-legenda
dari Provinsi Bengkulu dan dongeng-dongeng lainnya yang berisi pesan moral
dalam kehidupan. Dari kelas mendongeng ini anak-anak mengenal legenda-legenda
dari Bengkulu dan terinspirasi dari kisah dongeng yang diceritakan sehingga
mereka dapat menerapkan pesan moral yang didapat dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, untuk kelas kesenian anak-anak diajarkan dua tarian khas Kabupaten Rejang
Lebong, yaitu tari Kejei dan tari Anak Kunang dan juga lagu-lagu nasional dan
lagu daerah. Adapun tujuan dari kelas ini adalah untuk melatih kepercayaan diri, kerjasamaserta
menumbuhkan rasa cinta budaya pada anak-anak UPs sehingga kedepannya
budaya lokal ini akan tetap terjaga eksistensinya. Program terakhir adalahpendirian Perpustakaan mini
sebagai instrumen tambahan bagi anak-anak agar dapat belajar lebih banyak
hal selain materi yang diajarkandi dalam
kelas. Pengadaan Perpustakaan Mini ini sangat penting dalam
mendukung persediaan media pembelajaran dan terbentuknya budaya gemar membaca
pada anak mengingat minat baca anak-anak masih sangat rendah.
Kegiatan ini
resmi dibuka pada tanggal 20 Agustus 2017 dan dihadiri oleh kepala desa Sentral
Baru, perangkat desa, terdiri dari Ketua Badan Musyawarah Adat (BMA), Ketua
BPD, pemuka masyarakat, pemuka agama, karang taruna, perwakilan salah satu komunitas
yang juga bergerak di bidang pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong, yaitu
komunitas Muda Berkarya, anggota PCMI Bengkulu, para volunteer dan para peserta
UPs.
Selama
satu bulan berlangsung, output dari
kegiatan ini memang tidak langsung signifikan. Namun berdasarkan observasi saya
selama kegiatan, ada banyak perubahan di anak-anak tersebut terutama motivasi
belajar anak-anak semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan hampir dalam
setiap pertemuan, ada anak baru yang mendaftar dan juga anak-anak ini selalu
datang 1 jam lebih awal dari jadwal dan terkadang anak-anak ini menjemput saya
agar segera datang ke lokasi kegiatan. Selain itu perubahan terlihat dari
kemampuan bahasa Inggris mereka, pada awalnya anak-anak terutama usia SD belum
mengenal bahasa Inggris sama sekali karena di sekolah mereka tidak ada mata
pelajaran bahasa Inggris, dengan hadirnya kegiatan UPs ini anak-anak tersebut
sudah mengenal berbagai kosakata dasar seperti kosakata untuk benda-benda dalam
kelas, profesi, buah-buahan, sayuran, bagian tubuh dan lain-lainnya dan
anak-anak juga sudah hapal beberapa lagu-lagu nasional dan lagu daerah
nusantara. Sementara itu untuk output
kelompok atas, yang terdiri dari anak kelas 5,6 dan SMP perubahan yang terjadi
adalah mereka menjadi lebih percaya diri dalam berinteraksi menggunakan bahasa
Inggris, seperti ketika memperkenalkan dalam Bahasa Inggris ataupun melakukan
percakapan singkat dan mereka juga sudah memiliki pemahaman dasar tentang
grammar. Selain itu mereka juga mampu untuk menampilkan 2 tarian daerah khas
Kabupaten Rejang Lebong, yaitu tari Kejei dan tari Anak Kunang. Sementara itu, untuk
fasilitas penunjang proses belajar mengajar, telah tersedia perpustakaan mini yang
berisi buku-buku bacaan seperti majalah anak-anak, buku materi pelajaran dari
tingkat SD-SMA yang bisa digunakan oleh anak-anak tersebut.
(UPs
dikunjungi oleh kakak-kakak dari IKADUBAS (Ikatan Duta Bahasa) Provinsi Bengkulu.
Sumber : Dokumentasi UPs 2017)
(Pemilahan Buku-buku untuk di
perpustakaan mini. Sumber : Dokumentasi UPs 2017)
Tepat
pada tanggal 24 September 2017 kegiatan UPs resmi ditutup dengan dimeriahkan
dengan acara Inagurasi dari anak-anak UPs. Sehari sebelumnya diadakan beberapa
perlombaan sebagai bahan evaluasi proses belajar mengajar UPs selama satu
bulan. Ada 4 cabang lomba yang dilakukan yaitu:
- Lomba Rangking 1
- Lomba Spelling B
- Lomba Kelompok
Acara
penutupan UPs ini juga dihadiri oleh
kepala desa Sentral Baru dan perangkat desa, serta orang tua anak-anak UPs. Acara
penutupan ini menampilkan beberapa persembahan dari anak-anak UPs, diantaranya:
- Tari Persembahan Kejei
- Tari Persembahan Anak Kunang
- Puisi
- Pencak Silat
- Lagu Pop
- Persembahan seluruh peserta UPs
Satu
bulan menjalankan program dan mengajar kurang lebih 120 orang anak yang
memiliki kebutuhan yang berbeda, gaya belajar yang berbeda itu bukanlah hal
yang gampang, namun berkat niat yang tulus, kerja keras dan bantuan dari
berbagai pihak kegiatan UPs bisa berjalan dengan lancar.
Terimakasih
saya ucapkan kepada keluarga besar PCMI Bengkulu, perangkat Desa Sentral Baru,
warga desa Sentral Baru, para donatur dan teman-teman sukarelawan yang telah
membantu menyukseskan kegiatan ini, tanpa bantuan kalian semua kegiatan ini
tidak akan bisa berjalan dengan lancar. Semoga langkah kecil ini bisa
memberikan dampak yang besar di masa mendatang dan semoga kedepannya kualitas
pendidikan di desa-desa di Provinsi Bengkulu, khususnya kabupaten Rejang Lebong
bisa menjadi lebih baik dan kesenjangan antara pendidikan di desa dan di kota
bisa berkurang.
(Penutupan
sekaligus Inagurasi anak-anak UPs. Sumber : Dokumentasi UPs 2017)
(Anak-anak UPs dan para kakak-kakak Volunteer.
Sumber : Dokumentasi UPs 2017)
(Suasana
di hari Penutupan dan Inagurasi UPs. Sumber : Dokumentasi UPs 2017)
(Penampilan
Tari Kejei oleh anak-anak UPs. Sumber : Dokumentasi UPs 2017)
Lia
Haryana
AISEP
2016
No comments:
Post a Comment