Keluarga sebagai Penyokong Keberhasilan

Setiap pencapaian pasti menyimpan cerita di baliknya, baik itu cerita tentang perjalanan meraihnya, sosok yang berpengaruh terhadap pencapaian itu sendiri ataupun kisah jatuh bangun yang di lalui. Seperti orang kebanyakan Tentunya saya juga mempunyai kisah di balik pencapaian dan semangat besar yang tumbuh dalam diri saya dan keluarga baru saya, yakni kandidat pertukaran pemuda antar negara batch 2017 yang menjadi obor penyala perjuangan saya untuk dapat menaklukkan semua keterbatasan serta mencapai titik ini dimana saya menemukan diri saya yang baru .

Setelah melalui proses dan tahapan seleksi yang begitu menantang dalam PPAN 2017, Allah menjawab doa-doa saya. Sebelumnya saya tidak menaruh harapan begitu besar untuk lolos dalam proses seleksi karena saya menyadari bahwa banyak sekali orang hebat yang ikut berjuang bersama saya saat itu, dan mereka memiliki kemampuan luar biasa yang layak membawa mereka sebagai delegasi Indonesia selanjutnya untuk tahun 2017. Saya berusaha dan berjuang semampu saya, semaksimal yang saya bisa setelah itu sisanya saya pasrahkan kepada Tuhan saja. Pada tanggal 13 April saya dan kelima orang lainnya di nyatakan lolos sebagai kandidat Pertukaran Pemuda Antar Negara tahun 2017. Saya bahkan tak percaya apakah ini benar-benar terjai atau saya hanya mimpi. Memang terengar klise namun untuk seseorang seperti saya yang benar-benar baru pertama kali mengikuti kegiatan seperti ini, rasanya ini adalah hadiah yang terlalu besar dari Allah saya benar-benar tak menyangka. Saya dan lima orang lainnya di nyatakan lolos ke negara pilihan saat proses seleksi, saya memilih Korea, mbak Jeje memilih Malaysia, mbak Putri Canada, kak Heru India, kak Dika Jepang, dan kak Wahyu Australia.

Setelah di nyatakan lolos proses seleksi bukan berarti perjuangan kami sudah selesai, namun sebaliknya, ini adalah tahap awal perjuangan yang sesungguhnya dalam menaklukkan semua keterbatas yang kami miliki, dan ini adalah awal bagi saya menemukan diri saya yang baru. Sebelum berangkat ke negara tujuan saya dan ke lima kandidat lainnya harus mengikuti pelatihan daerah selama kurang lebih dua bulan sebelum kami di berangkatkan ke negara tujuan masing-masing. Sebagai calon delegasi untuk Pertukaran Pemuda Antar Negara dari Provinsi Bengkulu tentunya kami harus menyiapkan performa yang baik sebagai reresentatif dari Bengkulu. Maka dari itu, pelatihan sebelum keberangkatan atau Pra-Pre Departure Training atau yang di sebut juga dengan PPDT menjadi suatu keharusan dan komitmen yang harus kami jalani.

Dimulainya PPDT adalah awal bagi saya, mbak Jeje, mbak Putri, kak heru, kak Dika, dan kak Wahyu disatukan dalam ikatan keluarga yang baru sebagai batch 2017. Sejak hari pertama PPDT hampir keseluruhan waktu saya habiskan bersama mereka. Dalam proses PPDT, kami banyak sekali mendapatkan ilmu serta pelatihan fisik terstruktur untuk menempa kami masing-masing menjadi pribadi yang tangguh dan berwawasan luas. Kami mendapatkan banyak pelatihan materi seperti cara pembuatan paper, essay, dan bidang kepenulisan lainnya. Kami juga di tuntut untuk mampu tampil di depan umum dengan pemberian materi cara presentasi, pidato dan public speaking. Kami juga di berikan pelatihan pengoptimalan media elektronik yang bertujuan untuk menunjang kemampuan kami seperti graphic design, pembuatan template power point, editing dan masih banyak lainnya.

Tidak hanya soft skills dan wawasan, pelatihan fisik juga merupakan hal terpenting yang kami jalani selama PPDT. Kami menjalani olah raga rutin setiap minggunya dengan struktur dan target tertentu, kami juga harus menguasai beberapa tarian daerah di Indonesia dalam waktu dua bulan proses PPDT tersebut. Disinilah saya benar-benar merasakan bagaimana jatuh bangun dan sempat kehilangan semangat dan perjuangan untuk melewati semuanya. Awalnya saya sangat merasa terpuruk, karena jika dibandingkan dengan kelima kandidat lainnya saya adalah yang paling lemah dalam berbagai hal. Selama materi dan pelatihan soft skills saya merasa minder karena saya tak sehebat dan seberpengalaman kelima teman saya ini, begitu pula dalam penguasaan tari atau fisik, saya adalah yang paling lamban dalam menghapal tarian.

Putus asa, kehilangan semangat serta tidak percaya diri merundung saya saat masa awal pelatihan. Saya merasa terpuruk, dan disinilah peran keluarga baru saya bekerja, saya takut di anggap sebagai beban dalam batch 2017, tapi ternyata yang namanya keluarga, bagaimanapun banyaknya kekurangan yang dimiliki mereka takkan meninggalkanmu jatuh sendiri, keluargalah yang akan membantumu bangkit dan mencapai titik yang tak kau bayangkan sebelumnya. Keluarga baru saya menunjukkan kasih sayang mereka dengan terus memberi semangat serta tak lelah membantu saya untuk mengejar berbagai ketertinggalan.


Saya bersama keluarga baru yang membuat saya mampu menaklukkan berbagai kelemahan


Saya tak pernah menyangka betapa rasa sayang dan dukungan dari keluarga baru ini mampu membuat saya menaklukkan berbagai kelemahan dan mencapai apa yang tidak saya duga sebelumnya. Contohnya dalam penguasaan gerakan tarian, dari yang paling lambat untuk menguasainya saya akhirnya menjadi salah satu yang cepat menguasai. Dalam penguasaan materi pun, saya lambat laun makin mahir atas apa yang di ajarkan, serta banyak hal lainnya yang pada akhirnya membuat saya mampu menemukan diri saya yang baru. Saya berhasil melampaui semua keterbatasan.

Semua itu berkat dukungan dan kasih sayang yang tak henti dari keluarga baru saya yang begitu berharga. Sejak saat itu saya percaya bahwa tidak ada seseorang yang benar-benar bodoh atau tak mampu melakukan berbagai hal, setiap orang haruslah bekerja keras untuk mencapai titik yang ia impikan dan sepanjang jalan yang di tempuh untuk mencapai keberhasilan itu selalu ada orang-orang penting dan terkasih yang berperan memberikanmu kekuatan yang besar.

Ella Deskomariatno
IKYEP 2017

No comments:

Post a Comment

Pages