Kitakyushu Airport |
Bersama
dengan ke 27 participating youth dari negara lainnya dan seorang national leader dari Thailand yang saat itu merupakan anggota dari Solidarity Group (SG) K, saya mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi
Kitakyushu perfecture. Perjalanan
menuju Kitayushu ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam menggunakan pesawat.
Sesampai di Kitakyusu, kami disambut dengan sangat hangat oleh pemuda lokal disana. Sambutan yang benar-benar aneh, tapi menurut saya sangat unik dan mengagumkan. Spanduk lucu dengan tulisan “Welcome to Kitakyushu”, beberapa orang yang mengibarkan bendera-bendera kecil dari seluruh Negara ASEAN Jepang, dan beberapa orang yang lainnya mengucapkan “welcome” sambil mengalungi kami yang sedang lewat dengan hadiah lucu yang berisi permen didalamnya.
Gift dari local Youth |
Matsumoto’s former house |
Kitakyushu Eco-Town Center |
Selanjutnya,
sebelum menuju tempat penginapan, kami diajak mengunjungi beberpa situs
bersejarah seperti the Matsumoto’s former
house, Kitakyushu Eco-Town Center dan Next
Generation Energy Park. Keesokan harinya, kami melanjutkan kunjungan ke
beberapa tempat lainnya seperti Plastic
PET Bottle Recycling, Wind Power Generation, Kitakyushu Museum of Natural &
Human History, dan yang terakhir adalah Kitakyushu
Innovation Gallery and Studio. Dari beberapa tempat tersebut, Plastic PET Bottle Recycling merupakan
tempat yang paling mengesankan bagi saya. Di sanalah saya sadar bahwa,
teknologi di negara Jepang memang sudah benar-benar maju. Untuk pertama kalinya
dalam hidup saya, saya melihat mesin-mesin besar yang mengolah botol plastik
menjadi serat-serat benang, yang kemudian dapat digunakan untuk membuat
pakaian. Plastik yang selama ini saya kenal sebagai salah satu penyebab bencana
banjir di Indonesia, tapi di negara ini dapat menjadi benda yang sangat
bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Setelah
melakukan Institutional Visit ke
beberapa tempat tersebut, saya dan PY lainnya kembali menuju ke penginapan
untuk bersiap-siap melakuakan courtesy
call, welcoming ceremony, dan juga homestay matching. Tepat pukul 18.00
waktu Jepang, ke 28 PY di SG K telah siap dengan pakaian tradisional negaranya
masing-masing. Kami bertemu dengan Mr. Akira Kondo, yang merupakan chief of executive of Child and Domestic
Affairs Bureau di Kitakyushu city. Selanjutnya, di ruang lain yang telah di
persiapkan, kami melakukan welcoming reception. Di sanalah semua orang tua
angkat kami di undang, hingga akhirnya di pertemukan dengan kami.
Keluarga Angkat di Kitakyushu |
Tuan
dan nyonya Nakao, adalah orang tua angkat saya ketika di Kitayushu. Mereka mempunyai
dua orang anak yang bernama Yoshuke dan Tamaki. Tiga hari yang saya habiskan,
benar-benar membuat saya merasakan bagaimana menjadi anggota keluarga mereka,
dan sekaligus menjadi orang Jepang. Nyonya Nakao, atau lebih sering saya
panggil dengan sebutan “mama” mengajarkan saya dan homestay-mate saya banyak hal tentang negara Jepang dan juga budayanya.
Kami diajak melakukan upacara teh tradisional Jepang di Communication Center. Kami juga diajarkan memasak beberapa masakan
jepang seperti Onigiri, Tempura, dan Miso
sup. Kemudian di sore harinya, mama dan papa membawa kami berkeliling Kitakyushu
mengunjungi tempat-temat rekreasi di Mojico. Dan ketika makan malam, kami
saling bergantian mengajarkan beberapa kosa kata dalam bahasa Jepang,
Indonesia, dan Brunei Darussalam. Tiga hari tersebut benar-benar waktu yang
singkat, hingga akhirnya saya dan homestay-mate
saya yang telah benar-benar sudah nyaman dengan keluarga Nakao ini harus
kembali ke Tokyo untuk melanjutkan program. Saya akan sangat merindukan kalian,
Mama, Papa, Yoshuke, dan Tama-chan ...
Septyara
Lingce
SSEAYP
2015
No comments:
Post a Comment