Ketika muncul sebuah pertanyaan apakah Korea adalah
sebuah negara yang maju?, maka secara otomatis akan banyak orang menjawab “ya”.
Sebaliknya ketika ditanya tentang Indonesia, mungkin akan ada sekitar 90% orang
mengklasifikasikan Indonesia hanya sebatas negara berkembang saja. Hal ini
dikarenakan memang secara ekonomi, politik bahkan kebudayaan yang berkembang di
Korea sudah jauh berkali lipat lebih maju dibanding dengan Indonesia. Semua hal
tersebut dapat kita lihat dimana barang-barang korea telah di ekspor dalam
jumlah besar ke beberapa negara khususnya Indonesia. Sekjen Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) sekarang ini pun adalah Ban Ki Moon salah satu putra
terbaik korea. Terlebih lagi, demam Korea telah terjadi dimana-mana ketika
semua anak muda penjuru dunia mulai meniru gaya dan penampilan boyband anak muda Korea. Namun, ada 3
hal menarik yang mungkin kita harus belajar dari “republik gingseng” yang telah
sangat maju ini yaitu tentang tepat waktu, efektifitas dan, bangga identitas.
Pertama,
orang Korea adalah orang yang tepat waktu. Apapun kegiatannya mereka akan
datang sesuai dengan jadwal, tidak kurang tidak pula lebih dan tidak terlambat.
Sebuah keterlambatan adalah hal yang paling mereka hindari karena terlambat
berarti tidak menghargai waktu, diri sendiri, dan juga orang lain. Sebagai
contoh, pada program pertukaran pemuda
Indonesia-Korea 2013, kami diberi jadwal untuk memulai aktifitas pukul 9.30
waktu setempat. Berfikir ingin cepat kami muncul sekitar pukul 9. Salah satu
dari pemandu kami seorang gadis berkebangsaan Korea bernama Lee Sol telah siap
sejak pukul sembilan, namun tetap saja bus datang puku 9.30 tidak kurang tidak
lebih dan kemudian aktifitas langsung dimulai.
Kedua,
orang Korea adalah orang yang efektif. Ketika bekerja, mereka akan menggunakan
sumber daya seberapa banyak yang mereka butuhkan, tidak kurang dan juga tidak
lebih. Sebagai contoh, para panitia yang menyambut kami delegasi Indonesia di
Korea hanya berjumlah tiga orang. Satu orang penterjemah dan 2 orang official. Sangat berbeda sekali ketika
dibandingkan dengan Indonesia. Sebuah pekerjaan atau program pemerintahan akan
dilaksanakan dengan susunan kepanitiaan yang lengkap mulai dari kepala program
hingga seksi kebersihan. Setiap orang akan dibayar dengan anggaran negara yang
besar walaupun kadang-kadang mereka tidak melakukan tugas sebagaimana mestinya.
Terakhir,
orang Korea adalah orang yang sangat bangga dengan identitas mereka. Banyak
dari mereka tidak tergerus dengan globalisasi. Sebagai contoh mereka tetap
melaksanakan acara tradisional senai kebudayaan mereka seperti “MISO”. Miso
adalah sebuah acara opera rakyat yang memuat sebuah cerita tentang cinta atau
apapun. Semua pemain bermain peran dengan menggunakan baju tradisional korea.
Mereka bermain dengan diiringi musik tradisional yang sangat bagus sehingga
menambah sentuhan emosional bagi penonton. Tidak kalah penting, mereka juga
memasukkan gerak tari dan lawakan-lawakan untuk menambah keindahan penampilan
dari pertunjukan tersebut.
Semua hal di atas adalah yang saya pelajari di Korea
selama beberapa hari ini. Saya berharap saya dapat belajar dan menerapkan semua
hal positif tersebut di dalam kehidupan saya. Mudah-mudahan hal tersebut dapat
memberikan, walaupun sedikit, kontribusi bagi pekembangan dan kemajuan negeri
saya, Indonesia. (Eko Saputra Provinsi Bengkulu)
No comments:
Post a Comment