My IKYEP 2018 Part III : 'Beauty in Diversity'



Salah satu kegiatan yang paling saya senangi di program IKYEP adalah cultural performance atau penampilan budaya. Para delegasi menampilkan tarian dan nyanyian nusantara yang telah dilatih selama pre departure training. Salah satu kota tempat para delegasi Indonesia menampilkan penampilan seni budaya adalah kota Gangneung, yaitu di Youth Centre kota Gangneung. itutarian.Tarianyang ditampilkan adalah Marpangir dari Sumatera Utara, Bumi Rafflesia dari bengkulu , Cokek dari DKI Jakarta, dan Mambri dari Papua. Sebelum menampilkan tarian, tiap-tiap tarian diberikan penjelasan terlebih dahulu agar para penonton paham terhadap tarian-tarian yang kami tampilkan selama 30 menit tentang Indonesia. 

Pada saat sesi penjelesan, kami tidak hanya membahas tentang budaya namun perkembangan Indonesia mulai dari prestasi, Industri musik\film, makanan olahan, event besar, dan startup yang sudah sangat maju. Selain itu agar lebih interaktiv kami langsung membagikan makanan olahan untuk dicicipioleh pemuda Gangneung berupa, kue kacang dari lombok, keripik balado dari Padang dan kopi dari Bengkulu. Pemuda Gangneung mengatakan bahwa mereka sagat mengapresiasi apa yang kami tampilkan, mereka juga kagum karena mereka mengakui Korea hanya memiliki satu budaya sedangkan Indonesia memiliki beraneka ragam budaya dan baju adat.Serta mereka sangat senang ketika kami menyanyikan theme song IKYEP, karena terdapat lirik berbahasa korea dan mereka merasa sangat dihargai.

Selanjutnya presentasi oleh Youth Gangneung, dimana mereka menjalaskan tentang budaya tradisional korea, makanan tradisional, kebiasaan anak-anak muda Korea yang keras dalam pendidikan dimana mereka masuk sekolah mulai dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore dan dilanjutkan kegiatan luar sekolah misalnya les sampai jam 1 malam, serta icon kebanggan masyarakat Gangneung yaitu Yul Gok I yang merupakan anak ketiga dari Shin Saimdang, yaitu seorang wanita jenius, penulis, dan pelukis. Beliau disebut sebagai Ibu dalam kepercayaan konfusianisme karena tulisan dan lukisannya yang menggambarkan ketenangan, kemurnian dan kebajikan seorang wanita. Shin Saimdang lahirdi Gangneung beberapa ratus tahun yang lalu. Kini Shin Saimdang diabadikan sebagai wanita pertama kali yang menjadi pengisi mata uang Korea (Won), dan wajah Shin Saimdang ada di mata uang 50.000. Lalu,anaknya Yul Gok I juga sangat berpengaruh dalam ajaran Konfusianisme sehingga ia juga diabadikan dalam mata uang 5000 Korea.



Putri Santri
Alumni IKYEP 2018

No comments:

Post a Comment

Pages