Bonus Yang Paling Berharga






Di dalam suatu proses yang panjang dan berlika-liku, saya percaya akan ada hikmah dan ‘bonus’ yang akan didapatkan oleh individu yang menjalani proses tersebut. Walaupun tidak semua orang akan mendapatkan ‘bonus’, akan tetapi setidaknya setiap orang pasti akan mendapatkan hikmah dibalik proses yang telah mereka jalani.

Begitu juga dengan proses seleksi PPAN, setiap individu yang menjalakannya pasti akan mendapatkan hikmah dan juga beberapa orang tentu akan mendapatkan ‘bonus’ dari proses tersebut. Di seleksi tahun 2017 ini, Alhamdulillah saya masuk ke dalam kelompok orang-orang yang mendapatkan ‘bonus’ tersebut. Ya, dari proses seleksi PPAN 2017, saya mendapatkan ‘bonus’ berupa, terpilihnya saya menjadi kandidat delegasi SSEAYP untuk mewakili Provinsi Bengkulu.

Setelah mendapatkan ‘bonus’ tersebut bukan berarti perjuangan saya, Mba Jeje, Heru, Ella, Bang Wahyu, dan Putri sudah selesai. Namun sebaliknya, ini adalah tahap awal perjuangan yang sesungguhnya untuk menaklukkan semua keterbatas yang kami miliki.

Tentunya untuk bisa menikmati ‘bonus’ tersebut, kami harus mengikuti pelatihan daerah atau yang dikenal sebagai Pra-Pre Departure Training (PPDT) selama lebih kurang 13 minggu. Kami sebagai kandidat delegasi untuk pertukaran pemuda antar negara dari Provinsi Bengkulu tentunya harus menyiapkan performa yang baik sebagai representatif dari Provinsi Bengkulu.


Saat materi beauty and grooming di PPDT
Di PPDT, kami diajari hal-hal baru mengenai softskill dan hardskill. Kami diajari dalam membuat paper yang benar, presentasi yang baik, graphic design, news letter, video, menulis aktikel, beauty and grooming dan lain-lain. Selain itu, kami juga diajarkan mengenai tarian-tarian tradisional dan lagu-lagu daerah dari Provinsi Bengkulu dan Provinsi-Provinsi lainnya.

Tidak hanya itu, pelatihan fisik juga merupakan hal terpenting yang kami jalani selama PPDT. Kami menjalani olah raga rutin setiap minggunya dengan struktur dan target tertentu, kami juga harus menguasai beberapa tarian daerah di Indonesia dalam waktu proses PPDT tersebut. Disinilah saya benar-benar merasakan bagaimana jatuh bangun, kehilangan semangat, dan perjuangan untuk melewati semuanya.

Masa ketika PPDT merupakan masa yang cukup berat bagi saya. Dimana pada masa itu saya harus membagi fokus saya menjadi dua yaitu Tugas Akhir (TA) dan PPDT. Saya saat itu merupakan mahasiswa tingkat akhir Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Dimana saat itu, saya harus mengurus semua urusan akademik di Jakarta dan harus mengikuti pelaksanaan PPDT di Bengkulu. Ketika itu, jika saya ingin lulus tepat waktu di tahun 2017, saya harus bolak-balik Bengkulu-Jakarta. Awalnya memang terasa sulit, namun pada akhirnya saya bisa menyelesaikan keduanya tepat waktu. Alhasil, saya bisa melalui itu semua dengan lancar berkat time management yang baik serta dukungan dari teman satu batch saya.
Saat sedang menari Tarian Orlapei

Batch 2017
Tahun 2017 merupakan tahun yang sangat berkesan bagi saya dimana saya banyak sekali mendapatkan ’bonus’. Selain ‘bonus’ lulus seleksi tentu saya juga mendapatkan ‘bonus-bonus’ lain yang sangat berharga dari proses yang saya lalui. Salah satu ‘bonus’ yang saya dapatkan dan sangat berkesan bagi saya adalah teman-teman seperjuangan yang sangat mengagumkan. Ya, mereka adalah kelurga baru saya yang menemani saat-saat PPDT. Mereka yang telah mendukung satu sama lain dan mengisi setiap kekurangan-kekurangan satu sama lain. Dan mereka yang telah mengajarkan, menginspirasi, dan memahami saya seperti teman, adik, kakak mereka sendiri.

Saya menyadari tanpa mereka dan kakak-kakak PCMI sebagai fasilitator saat PPDT, saya hanya gelas kosong yang belum terisi apapun. Namun setelah semua ilmu, pengalaman, pengorbanan, kisah, dan cinta selama PPDT, gelas kosong tersebut akhirnya sedikit demi sedikit terisi dan dapat berguna untuk banyak orang.


Randika Dwiputra
SSEAYP 2017

No comments:

Post a Comment

Pages