Memulai Perjalan Ke Negeri Bollywood (Part 1)



Taj Mahal , Bollywood, dan kari, Itulah 3 kata yang muncul dipikiran saya ketika mendengar kata India, negara yang  sudah sangat akrab di telinga kita, orang Indonesia, baik dari anak yang baru memasuki dunia sekolah yang setiap paginya diantar kesekolah oleh orang tuanya dengan bedak tebal khas anak-anak-anak balita hingga orang tua yang telah pensiun dari pekerjaannya dan banyak menghabiskan banyak waktunya di rumah, semuanya akrab dengan India.
Keakraban ini terjadi akibat dari pengaruh kuat yang dilakukan India. Cara yang India lakukan untuk memperkenalkan negaranya menurut saya, merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk dilakukan demi menarik perhatian masyarakat dunia, yaitu melalui seni, yang bila spesifikan berupa film dan musik. India merupakan negara penghasil film terbesar di dunia, industri perfilman India yang akrab disebut Bollywood tak disangka ternyata mengalahkan kuantitas dari industri perfilman dari negara adidaya, Amerika Serikat  yang dikenal dengan sebutan Hollywood. Ini menunjukan bahwa India menaruh perhatian serius pada industri hiburan negaranya.

Film dan musik inilah yang akhirnya mencuri perhatian kebanyakan orang indonesia. Dengan mengeluarkan film yang memiliki paket komplit termasuk musik dan tarian dan dibintangi oleh aktor dan aktris berparas rupawan, berhidung mancung khas masyarakat India,  ternyata berhasil mencuri perhatian di Indonesia. Saya masih ingat betul ketika pada tahun 2000-an, waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar, banyak teman-teman  yang menyenandungkan lagu-lagu yang belum teralu akrab di telinga, setelah saya selidiki lagi ternyata mereka menyanyikan salah satu lagu yang menjadi soundtrack dari  film India yang pada waktu itu menjadi film yang booming hingga sekarang. Film yang ternyata berjudul Kuch Kuch hota hai  yang dibintai oleh salah satu aktor legenda India, Shahrukh khan dan Kajol ini, merupakan perkenalan pertama saya dengan negara yang memiliki  bendera dengan 3 corak warna ini.
Tidak pernah disangka setelah kurang lebih 15 tahun megenal India,  pada tahun 2015 saya diberi rezeki dan kesempatan untuk mengunjungi negara demokrasi terbesar di dunia ini, yang membuat kunjungan keluar negeri pertama bagi saya ini menjadi semakin spesial adalah saya dapat pergi ke India sebagai bagian dari delegasi Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) dengan program ASEAN Students Visit India (ASVI ) 2015. Bersama dengan 23 pemuda Indonesia lainnya yang telah mengikuti seleksi yang ketat di provinsinya masing-masing dan seorang official dari KEMENPORA  yang banyak membantu kami selama program, kamipun terbang ke India selama sepuluh hari sebagai duta muda bangsa Indonesia.

Berfoto bersama salah satu pemateri ketika pre-departure training


Delegasi melakukan morning exercise yang dilakukan setiap pagi selama pre-departure training

Program ASVI memiliki jangka waktu program selama 15 hari, dengan rincian 3 hari waktu pre-departure training (PDT), 10 hari program di India dan 2 hari untuk re-entry. Selama pre-departure training kami diberikan kelas materi yang beragam mulai dari materi seputar program, leadership, entrepeneurship, kepemudaan, public speaking, cultural  performance, ice breaking, attire dan materi menarik lainnya yang diisi oleh pembicara-pembicara  handal dibidangnya. Setelah melewati 3 hari masa pre-departure training kamipun bersiap untuk terbang ke India. 6 September merupakan tanggal keberangkatan kami. Pagi itu semua delegasi langsung sibuk bersiap diri dan mengecek kembali barang-barang bawaannya. Saya dapat melihat perasaan yang bercampur aduk dari teman-teman delegasi lainnya. Perasan cemas, terharu dan perasaan lainnya yang sulit untuk disembunyikan, tapi dari semua perasaan yang ada, saya menangkap raut bahagia yang besar telihat dari eksperesi mereka. Setelah sarapan pagi dan pelepasan, maka kamipun segera memasuki bus yang akan membawa kami menuju ke bandara Soekarno Hatta. Setelah mengurus semua keperluan yang harus dilakukan di bandara, sekitar jam 1 siang kami pun terbang ke Singapura terlebih dahulu untuk transit sebelum kembali terbang ke India. Kami memerlukan waktu kurang lebih 11 jam untuk bisa sampai ke India, termasuk waktu untuk transit dan menunggu waktu penerbangkan tiba. Ada satu pengalaman yang menarik ketika kami dalam perjalanan di pesawat. Saat itu merupaan kali pertama kami mencicipi makanan khas India. Saya sangat excited ketika mulai membuka makanan yang memiliki warna-warna menarik dan dibungkus dengan rapi tersebut. Saat itu juga, saya teringat akan adegan film-film India ketika mereka sedang mengadakan pesta dan tersedia banyak makanan yang terlihat memiliki rasa yang lezat bila diukur dari ekspresi para aktor dan aktris India ketika memakannya. Saya pun berharap saya dapat memiliki ekspresi yang sama ketika memakan makanan yang setengah penutup nya telah saya buka dengan semangat. Bungkus makanan telah terbuka dengan sempurna, sendok dan garpu telah berada di kedua tangan. Saatnya untuk memulai. Saya ambil satu sendok nasi makanan yang ternyata bernama biryani tersebut, nasi yang dimasak dengan campuran rempah-rempah khas India dan daging ayam ini pun terasa nikmat di lidah walaupun ada rasa khas rempah yang berbeda yang seperti yang selama ini kita rasakan di masakan Indonesia, tetapi semua masih terasa enak dan bisa diterima oleh lidah saya yang masih asli Indonesia ini. Sampai  pada saya mencoba sambal yang berwarna kehijauan  yang ada di sebelah menu biryani tersebut. Ekspetasi rasa pedas dan gurih khas sambal yang biasa dibuat oleh ibu saya di rumah pun terkikis dengan perlahan, rasa yang asing di lidah dan aroma yang berbeda dengan sambal yang biasa saya konsumsi, berhasil membuat saya sedikit terkejut dan semakin penasaran untuk mecicipinya sekali lagi demi konfirmasi rasa yang masih belum bisa saya percaya. Di sekeliling, saya langsung melihat teman-teman delegasi lain yang juga sedang asyik penasaran mencicipi makanan India pertama mereka, dan dari ekspresi dan komentar yang mereka berikan hampir semuanya merasakan dan berpendapat sama dengan  apa yang saya rasakan, pada saat itu saya langsung sadar bahwa hari itu saya benar-benar akan memulai perjalanan baru di hidup saya, perjalan mengenal perbedaan, perjalanan melatih diri untuk keluar dari zona nyaman, dan perjalanan untuk mencari inspirasi dan potongan jati diri yang masih harus ditemukan, yang akhirnya  membuat saya tidak sabar untuk segera sampai ke negeri  Hindustan tersebut.

Seluruh delegasi ASVI 2015 berfoto bersama panitia sebelum berangkat menuju bandara Soekarno Hatta untuk terbang menuju India

No comments:

Post a Comment

Pages