Shopping in China

Malam itu free time untuk shopping di Silk Street Shop, toko belanja yang paling banyak dikunjungi oleh turis asing. Sesuai dengan tagline-nya, di dalam toko tersebut terdapat banyak sekali orang dengan beragam bentuk wajah, warna kulit yang berbeda dan bahasa yang berbeda. Saya belum belanja apa-apa, saya masih melihat-lihat barang apa yang kira-kira menarik pandangan mata saya. Di sebuah toko souvenir, saya berdiri. Dan di sebelah toko itu ada seorang ibu (dari bahasanya sepertinya dia orang Brazil) dan ada seorang gadis china penjaga toko berusia kira-kira 22 s/d 25 tahun. Dia marah, semarah-marahnya dalam bahasa mandarin. Yang saya tahu hanya angka-angka yang dia sebutkan sambil sesekali berbahasa Inggris.
“No. Impossible. You are crazy, madam.” Hardiknya dengan suara keras sambil mengayun-ayunkan kalkulator di tangannya. Si Ibu hanya tersenyum dan tertawa lalu ngeloyor pergi. Tapi, tak jauh ibu itu pergi, hanya beberapa langkah, si gadis china keluar. Apa kira-kira yang akan dia lakukan? Apakah dia akan melempar kalkulator itu ke kepala si ibu? Oh, ternyata tidak, dia tidak melakukan itu. Si gadis china memanggil ibu tersebut dan menjual barangnya dengan harga yang diminta si ibu brazil. Melihat pemandangan itu, saya bukannya takut, tapi tertantang untuk mengalami pengalaman seru dan unik. Dan saya pun masuk toko souvenir dan mulai belanja.
Jadi, pembaca yang budiman, di China, khususnya toko-toko yang menjual oleh-oleh dan pasar yang bisa tawar menawar, para pedagang china meletakkan harga selangit. Jadi kita tidak boleh hanya langsung beli. Kita harus menawar. Kalau tidak, uang yang berada dalam dompet kita tidak akan bertahan lama. Pengalaman saya sendiri. Ketika itu saya ingin membeli pin-pin kecil dari metal yang bisa disematkan di baju. Harga satu pack-nya diletakkan 1150 yuan atau sekitar satu juta rupiah. Gila sekali harganya. Setelah tawar menawar berlangsung, akhirnya satu pack itu jatuh pada harga 100 yuan. Bayangkan harga yang mereka letakkan. Dan lagi, jangan coba-coba nawar barang di China kalau tidak berniat untuk membelinya. Karena kalau tawar menawar sudah terjadi, sudah deal pada harga tertentu dan tidak jadi membeli, orang china akan memarahi anda semarah-marahnya. Suara mereka menjadi lantang, menceracau dalam bahasa mandarin. Orang-orang asing yang mengalami hal itu saya lihat tinggal ngeloyor pergi dan tertawa. Karena mereka sudah terbiasa dengan watak orang china. Bagi yang belum terbiasa, mereka akan keluar dari toko tersebut sambil menggerutu. Jalan keluarnya, kalau anda sudah menawar, letakkan harga yang anda mau. Kalau mereka tidak mau, finished. Pergi saja dari situ. Itu tidak akan menimbulkan masalah. Itulah sedikit kisah belanja di china. Tapi, tak semua tempat seperti itu. Ada toko-toko yang memang harganya sudah pas. Seperti di Indonesia juga, ada mall-mall yang harganya sudah pas dan diletakkan sesuai standar. Tapi di toko-toko seperti silk street shop, harus ditawar.            

4 comments:

  1. hai, maaf saya tri hastuti dari tangerang, setelah membaca artikel nya adakah devine conection di hefei anhui china ? terima kasih

    ReplyDelete
  2. saya sangat membutuhkan karena akan ke hefei , bolehkah minta no telpnnya

    ReplyDelete
  3. saya sangat membutuhkan karena akan ke hefei , bolehkah minta no telpnnya

    ReplyDelete
  4. hai, maaf saya tri hastuti dari tangerang, setelah membaca artikel nya adakah devine conection di hefei anhui china ? terima kasih

    ReplyDelete

Pages